![]() |
Siang itu sangat cerah sekali, menggambarkan hatiku yang sedang dicerahkan oleh seorang sahabat yang baru aku kenal, ya..dia memang baru aku kenal namun awal perkenalan sehingga aku enggan untuk menjauh dari kehidupannya. ” eh ini sahabat apa jatuh cinta sichh ” pikirku,”
oh ya.. perkenalkan namaku Ficko, biasa di panggil Fick oleh teman dekatku, aku seorang remaja yang masih masa perjalanan waktu, antara indah dan suram, semoga aja indah terus yaaa ” aamiin..
Aku mempunyai seorang sahabat cewek yang mana dia itu pintar dan cerdas dalam hal apapun dechhh, , hal ini terbukti di lihat dari segi sifat dan kraternya yang menunjukkan pendidikan yang dia emban sekarang.
“Hai Rin apa kabar kamu ? … yahhh..aku baik-baik aja Fick…kamu gimana kabarnya ” tanya Riani,”
“aku bertemu dengan Riani sejak awal masuk Fakultas sastra di sebuah Universitas terkenal, jadi kami dipertemukan karena jurusan kami sama, mungkin sebuah kebetulan dan kebanggaan bisa di pertemukan dengan seorang sahabat yang sama-sama satu tujuan, yang mana kami bisa sharing hal yang sama.
“ke Perpus dulu yukkk.. sebelum mulai pelajaran, aku mau cari-cari referensi nichhh, “ajakku”
Riani pun sangat senang aku ajak ke perpus, “
“eh ngomong-ngomong kamu ini kok cepat akrab yaaa ?” tanya Riani dengan wajah sedikit tersenyum”
“yah sebenarnya manusia ini kan mahluk sosial Rin, jadi buat apa aku sok gak kenal dengan kamu Rin , kalau akhirnya sama-sama bisa kerja sama dan menguntungkan sama lain , bukankah begitu ? jawabku”
yah bener juga sichhh”ucap Riani
akhirnya kami fokus mencari sebuah referensi untuk tugas kampus , yang mana kami di jurusan yang sama.
udah ketemu belum kamu Rin ? ..
belum Fick ” ini ada tapi kurang pas gitu,”
setelah menelusuri lorong rak buku, bel masuk pelajaran pun sudah berbunyi, kamipun berdua cepat cepat sehingga kami bertemu di pintu keluar perpus.
Dose menyampaikan pelajaran seperti biasanya tidak ada yang aneh dan ajaib, yang ada cuma perutku sedang demodtrasi penuntut haknya, pastinya sudah mulai lapar dong…’ emang sich ini kebiasaanku di saat Dosen memulai pengajarannnya. sebenarnya sudah sarapan dulu sebelum berangkat namu entah apa sebabnya ini perut gak bisa di ajak kompromi”
akhirnya setelah beberapa menit pelajaran dimulai, jam istirahatpun sampai juga, ,
“keseharianku kebanyakan berasama Riani padahal kami gak begitu merencanakan sichhh, cuma kami sering aja bersama. mungkin rasa nyaman dan saling menghargai sebuah pendapat yang sejatinya tidak selalu sama.
Keesokan harinya>
Riani menceritakan sebuah keinginannya membuat sebuah cerpen, anggap saja sebuah bentuk hasil kuliahku sebagai jurusan sastra”katanya.
“ok aku dukung dengan semangat 86 ..eh semangat 45 , jawabku sambil beranjak berdiri dari bangku dan mulai melangkah ke dalam kelas”
beneran nichhh… ? kata riani gak yakin”
” iya beneran, aku bantu mulai dari awal dulu siapa tau berawal dari cerpen berlanjut pada Novel dan skenario Film” wah jadi Sutradara nich Riani sahabatku ” jawabku memberi semangat
” aamiin….. jawabnya”
“tapi kalau sudah sukses jangan lupakan sahabatmu ini Rin, ” kataku sambil tersenyum meledeknya.
“pastinya lahhh, aku gak akan lupakan apa yang telah kita bengun bersama kok, jawab riani sambil sekejab menatapku”
Setelah melalui usaha semaximal mungkin dan kerja sama yang baik lahirlah cerpen itu”
Nama Covernya Lesehan Aksara” , kalau menurutku cerpen ini sangat lah indah di lidah dengan gurihan kata yang sangat sportif dan mengikuti alur cerita warna-warni kehidupan, namun semua orang tak dapat merasakan angan-angan oleh Sang penulis Riani “
“ciee…yang lagi sukses membuat cerpen ” mana nichhh honornya, bagi dong….” ucapku sambil meledeknya.
” ih.. apaan sichhh… ini masih tahap percetakan kok, jawab Riani sambil senyum lebar lapangan bola basket”
“tapi aku janji kalau sudah dapat hasilnya aku akan traktir kamu Fick,..sepuasnya dechhh….kan kamu suka kalau soal kuliner !
“ok dah saya tunggu dengan sabar dan penuh harap lohhh ” ucapku sambil meliriknya”
“Siap 86 bos ” ucap Riani dengan semangatnya, sambil hormat tangan dan berdiri di depanku “
“akupun tertawa riang melihat tingkahnya ya suka menghibur kegalauan hati ini”